HUJAN yang turun hari-hari
belakangan ini kita rasakan nikmatnya dari Allah Ta’ala, dan menjadi
pembicaraan banyak orang, mengandung banyak manfaat untuk makhluk-makhluk Allah
Ta’ala yang bermukim di bumi ini.
Hujan sebagai Air Terbaik
Pertama, Al Quran menarik
perhatian kita dengan pernyataan air hujan adalah tawar.
Allah Ta’ala berfirman :
أَفَرَأَيْتُمُ
الْمَاء الَّذِي تَشْرَبُونَ
أَأَنتُمْ
أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ
نَحْنُ الْمُنزِلُونَ
“Wahai manusia apa pendapat
kalian tentang air yang kalian minum? Apakah kalian yang menurunkannya dari
awan ataukah Kami yang menurunkannya? Sekiranya Kami jadikan air hujan tersa
asin lagi pahit, adakah kalian mampu mengubahnya menjadi air tawar? Mengapa
kalian tidak mau mensyukuri nikmat Allah?.” (QS: Surat Al Waqi’ah (56): 68-70).
هُوَ
الَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ
مَاءً لَّكُم مِّنْهُ شَرَابٌ
وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
“Dialah Tuhan yang menurunkan
hujan dari langit bagi kalian. Diantara air hujan itu ada yang menjadi minuman,
ada yang menumbuhkan pepohonan, dan ada pula yang menumbuhkan rerumputan yang
menjadi makanan bagi ternak kalian.” (QS: Surat An-Nahl (16): 10)…
وَهُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ
رَحْمَتِهِ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
طَهُوراً
“Dia lah yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.” ( QS: Surat al-Furqan
(25) : 48)
Seperti telah kita ketahui, air
hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang
asin. Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya
hukum fisika yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun
asalnya penguapan air ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung
mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan
lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai
dengan ketentuan Allah “
Air Hujan adalah Rahmat
قَالَ
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِن
كُنتُمْ تَعْقِلُونَ
“Dan Dialah Yang menurunkan hujan
sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha
Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy Syuura : 28).
Allah Ta’ala menurunkan hujan,
lewat hujan itulah Allah memberi kehidupan bagi tanah yang mati. Di dalam Al
Quran banyak ayat yang menyeru kepada kita agar memperhatikan bahwa hujan berguna
untuk menghidupkan negeri (tanah) yang mati.
Air Hujan Menyuburkan Tanaman
Selain tanah diberi air, yang
merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi sebagai
penyubur. Tetesan hujan, yang mencapai awan setelah sebelumnya menguap dari
laut, mengandung zat-zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada tanah yang
mati. Tetesan yang “memberi kehidupan”.
Tetesan berisi “pupuk” ini naik
ke langit dengan bantuan angin dan setelah beberapa waktu akan jatuh ke bumi
sebagai tetesan hujan. Dari air hujan inilah, benih dan tumbuhan di bumi
memperoleh berbagai garam logam dan unsur-unsur lain yang penting bagi
pertumbuhan mereka.
وَهُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ
رَحْمَتِهِ وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
طَهُوراً
لِنُحْيِيَ
بِهِ بَلْدَةً مَّيْتاً وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَاماً
وَأَنَاسِيَّ كَثِيراً
“…Kami turunkan air hujan yang
bersih dari langit. Dengan air hujan itu Kami suburkan tanah-tanah yang tadinya
tandus. Dengan air hujan itu kami beri minum makhluk-makhluk Kami hewan
ternak dan segenap manusia.” (QS: Surat al-Furqan (25) : 48-49)..
وَنَزَّلْنَا
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا
بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
“Kami turunkan air hujan yang
berbarakah, banyak manfaatnya dari langit kemudian dengan air hujan itu Kami
tumbuhkan kebun-kebun dan biji-bijian yang dapat dipanen.” (QS. Qaf (50):
9)..
Singkatnya, hujan adalah penyubur
yang sangat penting. Dengan cara seperti ini, 150 juta ton pupuk jatuh ke
permukaan bumi setiap tahunnya. Andaikan tidak ada pupuk alami seperti ini, di
bumi ini hanya akan terdapat sedikit tumbuhan, dan keseimbangan ekologi akan
terganggu.
الَّذِي
جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْداً
وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلاً
وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجاً مِّن
نَّبَاتٍ شَتَّى
“Tuhan yang telah menciptakan
bumi dengan permukaan datar bagi kalian, dan menjadikan kalian dapat berjalan
di atas bumi itu dengan bermacam-macam jalan. Tuhan menurunkan hujan dari
langit. Kamipun mennumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang berpasang-pasangan.”
(QS. Thaha (20) : 53).
Hujan Sebagai Keberkahan
Hujan adalah air yang diturunkan
dari langit dan penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman :
وَنَزَّلْنَا
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا
بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
“Dan Kami turunkan dari langit
air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan
biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf (50) : 9).
Di antara keberkahan dan manfaat
hujan adalah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan sangat memerlukannya untuk
keberlangsungan hidup, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
كَانَتَا رَتْقاً فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا
مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ
حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al
Anbiya’ (21) : 30).
Al Baghowi menafsirkan ayat ini,
“Kami menghidupkan segala sesuatu menjadi hidup dengan air yang turun dari
langit yaitu menghidupkan hewan, tanaman dan pepohonan. Air hujan inilah sebab
hidupnya segala sesuatu.”
Jika air hujan disebut Al-Quran
sebagai rahmat dan keberkahan, mengapa fakta menunjukkan air hujan menjadi
musibah banjir di mana-mana?
Jawabannya sebagaimana yang telah
difirmankan dalam surah al-Ruum, ayat 41;
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم
بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat
dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar).
Sumber : hidayatullah.com
0 komentar:
Post a Comment